loading...

Kisah Sukses Steve Jobs "Pendiri Apple yang Dipecat Dari Perusahaannya Sendiri"

  
      
Kisah Sukses, Kisah Sukses Steve Jobs, Steve Jobs, Pendiri Apple, Inspirasi, Menginspirasi, Biografi, Biografi Tokoh, Biografi sukses

        
Perjuangan Hidup
 
Kisah sukses Steve Jobs bermula ketika ia harus keluar dari bangku kuliah dikarenakan kondisi ekonomi orangtuanya yang memprihatinkan. Steve Jobs mencoba bertahan hidup dengan banyak cara, salah satunya dia harus menumpang tidur di lantai kamar temannya. Ia juga mencari makan dengan cara mengembalikan botol-botol Coke. Seminggu sekali, Steve mendapatkan makanan gratis di Wihara Hare Krishna setempat. Setelah keluar dari Reed College, Steve sempat mengikuti kuliah tunggal. Ternyata, ulahnya kali inilah yang nantinya akan memberikan banyak pengetahuan dan kemampuan pada Steve Jobs dalam membuat beraneka ragam jenis huruf cetak atau huruf dengan spasi sejajar yang saat ini digunakan di dalam program-program Mac.

Pada musim gugur tahun 1974, Steve Jobs pun memutuskan untuk kembali ke California. Di situ ia mulai menghadiri pertemuan Homebrew Computer Club yang dibawakan oleh Wozniak. Ia pun bekerja di Atari sebagai seorang teknisi. Selanjutnya, Steve Jobs pun melakukan perjalanan ke India untuk mengunjungi Neem Karoli Baba karena ingin melakukan perjalanan spiritual.

Setibanya dari India, Jobs kembali ke pekerjaannya yaitu menjadi teknisi di Atari. Saat itu Steve Jobs mendapatkan tugas pertamanya yaitu membuat papan sirkuit untuk permainan Breakout. Steve Jobs memang memiliki sedikit ketertarikan dan pengetahuan tentang bagaimana mendesain papan sirkuit. Ia pun bekerja sama dengan Wozniak dan menentukan pembagian bonus sama rata jika mampu menyelesaikan meminimalkan jumlah chip. Atari benar-benar terkejut karena Wozniak berhasil mengurangi jumlah chip sebanyak 50 buah. Atari menganggap bahwa desain sirkuit merupakan sebuah desain yang sangat ketat dan rumit, hingga akan sangat mustahil untuk menciptakan kembali di jalur perakitan.


Kisah Sukses, Kisah Sukses Steve Jobs, Steve Jobs, Pendiri Apple, Inspirasi, Menginspirasi, Biografi, Biografi Tokoh, Biografi sukses, Wozniak
Steve Jobs dan Wozniak
Saat itu, Steve Jobs memberitahu Wozniak bahwa Atari hanya memberi mereka $700. Selanjutnya, Wozniak pun mendapat bagian sebesar $350. Sejak saat itu, karir Steve Jobs pun semakin cemerlang di Atari. Setelah, ia memiliki penghasilan yang cukup, Steve menikah dengan Laurene Powell pada 18 Maret 1991.

Belajar dari pengalamannya tersebut, Steve Jobs dan Wozniak mencoba keberuntungan baru. Mereka pun mendirikan Apple di garasi orangtuanya. Bersama Wozniak, Steve Jobs pun bekerja ekstra keras. Lambat laun, ia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Ia pun meluncurkan produk terbarunya yang diberi nama Macintosh. Setelah 10 tahun, Apple pun bisa menjadi perusahaan dengan omzet 2 milyar dollar dan memiliki 4000 karyawan. Namun perjuangannya dalam mendirikan Apple sangat berat, ia pun juga sempat dipecat di perusahaannya sendiri. Namun Steve Jobs bukanlah orang yang pantang menyerah, ia berusaha bangkit dari keterpurukannya.


Kisah Sukses, Kisah Sukses Steve Jobs, Steve Jobs, Pendiri Apple, Inspirasi, Menginspirasi, Biografi, Biografi Tokoh, Biografi sukses
Steve Jobs Muda


Lima tahun kemudian, Steve Jobs mulai membangun sebuah perusahaan yang diberi nama NeXt, kemudian juga Pixar yang merupakan perusahaan film animasi komputer pertama. Pixar inilah yang memproduksi film-film animasi sukses nantinya.

Roda pun kembali berputar, dan keberuntungan kembali berpihak kepada Steve Jobs. Di tahun 1996, Apple mengumumkan membeli NeXt senilai $429 juta. Hal tersebut tentu saja membuat Steve Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan bersama Wozniak. Steve Jobs segera diangkat menjadi Chief Executive Officer Apple. Hal ini tidak disia-siakan oleh Steve Jobs. Ia segera mengasah otaknya untuk memajukan perusahaan yang dulu didirikannya tersebut. Kreatifitas Steve terbukti membuahkan hasil dengan menghasilkan produk-produk komputer iMac warna-warni dan pemutar musik iPod yang sukses besar di pasaran.
     
Pada bulan Maret 1998, Steve Jobs pun memusatkan konsentrasi untuk mencari laba sebesar-besarnya. Untuk itu, ia terpaksa menghentikan sejumlah proyek-proyeknya. Kegigihan dan kerja keras Steve Jobs akhirnya membuatnya meraih berbagai penghargaan.


Akhir Hayat
 
Pada tangga 5 Oktober 2011 lalu, Steve Jobs telah tutup usia karena sebuah penyakit kanker pancreas yang cukup langka dan belum ada obatnya. Meninggalnya Steve Jobs tersebut tentu saja mengejutkan banyak orang.


Referensi: 

Kisah Sukses Elang Gumilang "Milyarder Berpenghasilan 20 Miliar di Usia Muda"


Kisah Sukses Elang Gumilang
“Milyarder Berpenghasilan 20 M di Usia Muda”

Kisah Sukses Elang Gumilang, Milyarder Berpenghasilan 20 M di Usia Muda, Milyarder di Usia Muda, Elang Gumilang Pengusaha Properti, Siapa Elang Gumilang, Elang Gumilang, Elang Gumilang berjualan donat, Kata-Kata Elang Gumilang

Menjadi milyarder di usia muda, memang banyak diimpikan semua orang, tak terkecuali,anak muda bernama Elang Gumilang.

Kisah Sukses Elang Gumilang, ia awali saat ia masih duduk di kelas 3 SMU, dengan berjualan donat. Tanpa sepengetahuan orangtua, ia berjualan donat keliling ke sekolah sekolah di Bogor. Hasilnya lumayan, dalam sehari, Elang sudah mampu meraih untung hampir Rp 50.000 . Namun, karena ujian sekolah yang semakin dekat, Elang pun berhenti berjualan donat

Setelah lulus SMA, Elang Gumilang melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Usahanya pun berlanjut, ia menemukan sebuah peluang usaha lain, yaitu berjualan sepatu di asrama mahasiswa IPB. Setelah berjualan sepatu di asrama, kurang lebih 1 bulan, Elang meraih untung sebesar 3 juta rupiah.

Usahanya tidak berjalan lama, pria yang lahir pada 6 April 1985 ini,berhenti menjajakan sepatunya, dikarenakan supplier sepatu tersebut menurunkan kualitas sepatunya. Tentu saja, Elang  tidak mau menjual sepatu dengan kualitas buruk  kepada para pembelinya

Setelah berhenti berjualan sepatu, Elang tidak hilang akal, setelah melihat lampu2 di kampusnya yang begitu redup, ia mempunyai ide untuk berbisnis lampu. Berbekal surat pengantar dari kampusnya, Elang pun langsung pergi ke kantor Philips pusat. Ia ingin menyetok lampu kampusnya. Berkat usahanya tersebut, ia pun berhasil meraih keuntungan sebesar 15 juta rupiah dari penjualan lampu tersebut.

Kisah Sukses Elang Gumilang, Milyarder Berpenghasilan 20 M di Usia Muda, Milyarder di Usia Muda, Elang Gumilang Pengusaha Properti, Siapa Elang Gumilang, Elang Gumilang, Elang Gumilang berjualan donat, Kata-Kata Elang Gumilang

Meskipun, bisnis lampunya meraih keuntungan yang besar, usaha lampu bukanlah bisnis dengan perputaran uang yang cepat, melainkan hanya musiman. Elang pun kembali memikirkan bisnis lainnya lagi. Ia pun mulai bisnis berjualan minyak. Akan tetapi, berjualan minyak sangat menyita waktunya.

Pada suatu waktu, ia melakukan shalat istikharah. Dan mendapati sebuah jawaban, bahwa ia akan menenkuni bisnis marketing rumah. Akan tetapi menekuni bisnis ini, menimbulkan masalah baru, ia tidak mempunyai modal, bahkan banyak Bank, yang menolak memberikan modal kepada Elang. Tak hilang akal, ia memutuskan(dengan nekat) meminjam uang dengan system KTA(Kredit Tanpa Agunan) yang tentu saja, ia harus membayar bunga yang lebih besar dari Bank. Setelah itu, ia pun mengumpulkan teman-temannya, dan mengajak mereka bekerja sama dengannya.

Dari modal hasil patungan bersama teman-temannya, Elang berhasil membuat sebuah rumah. Kemudian rumah tersebut dijual, hasil dari penjualan rumah, digunakan kembali untuk memproduksi rumah-rumah berikutnya . Letak keberhasilannya yaitu dengan menjual rumah dengan harga yang murah berkisar antara 25-37 juta,  dengan ukuran rumah 22 m2 dan dengan luas tanah 60 m2

Kisah Sukses Elang Gumilang, Milyarder Berpenghasilan 20 M di Usia Muda, Milyarder di Usia Muda, Elang Gumilang Pengusaha Properti, Siapa Elang Gumilang, Elang Gumilang, Elang Gumilang berjualan donat, Kata-Kata Elang Gumilang
Sekarang, bisnisnya sudah berkembang cukup pesat, bahkan lebih dari 20 Milyar.
Meskipun sudah meraih kesuksesan, ia tidak lupa untuk berbagi ke sesama, nilai-nilai agama yang telah tertanam sejak kecil di jiwanya, menggerakkan ia, untuk tidak sekedar diam, melihat orang-orang yang kurang beruntung, ia melibatkan dirinya di dalam beberapa aktivitas social. Ia menyisihkan 10% dari penghasilannya, bahkan ia kini membangun perumahan yang dikhususkan untuk orang-orang miskin.
Demikian kisah sukses Elang Gumilang, yang sukses menjadi miliarder di usia muda. Semoga menginspirasi Anda semua, para pembaca untuk menjadi pengusaha yang sukses. Tentu saja dengan berlandaskan nilai-nilai agama dan saling berbagi ke sesama, sehingga menjadi pribadi yang  bermanfaat bagi  orang-orang di sekitar.
Salam Sukses,




referensi:
buku "Never Give Up" Kaefa Mirzani

Kisah Sukses Motivator Tung Desem Waringin "Pelatih Sukses Nomor 1 Di Indonesia"


Tung Desem Waringin
"Pelatih Sukses Nomor 1 Di Indonesia"


Pendahuluan
Tung Desem Waringin lahir di Surakarta, 22 Desember 1968. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta pada tahun 1992. Tung lebih dikenal sebagai seorang motivator ulung, pembicara terbaik, dan pelatih sukses, ia juga merupakan penulis buku best seller. Bahkan buku karyanya berjudul “Financial Revolution” mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai buku inspirasional pertama dengan penjualan 10.511 buah pada hari pertama diluncurkan.

Perjalanan Sukses

Tung dilahirkan dari keluarga sederhana, bahkan sejak kecil, ia telah mengalami berbagai macam kesulitan

Bermula dari bisnis sang ayah yang mengalami kebangkrutan, Tung kecil dididik untuk selalu bisa survive dan membantu ayahnya agar tokonya ramai pembeli, namun keberuntungan belum berpihak pada keluarganya.

Usaha ayahnya tersebut belum juga dapat berjalan dengan mulus. Dari semenjak itulah Tung Desem mulai tertarik pada dunia marketing. Dia memiliki obsesi untuk dapat membantu ayahnya meraih sukses.


Pada saat masih kuliah di UNS, Solo, ia menjadi penjual. Ia mengambil emas dari kakaknya dan dari seorang pengusaha emas di Jakarta. Dengan keberanian dan bakat marketing, ia pun menjual emasnya hingga ke luar kota seperti Semarang, Pati, Tayu, Ambarawa dan Pekalongan.

Di kampusnya, ia termasuk mahasiswa yang berprestasi dan teladan. Kesibukannya sebagai penjual emas tidak menjadi penghalangnya, meskipun ia harus berpergian ke luar kota. Tahun 1992 ia lulus kuliah, dan ia diterima di BCA cabang Surabaya.

Karir Tung Desem dimulai di Bank Central Asia (BCA) sebagai Management Development Program pada tahun 1992.


Setelah melakukan training di Jakarta yang menjadikannya sebagai lulusan terbaik, ia dikirim ke BCA Cabang Surabaya untuk membenahi 22 cabang pembantu (capem) yang hasil audit operasionalnya terburuk se-Indonesia.

Hasilnya, dari target dua tahun, Tung Desem berhasil menyelesaikan masalah tersebut hanya dalam waktu empat bulan. Prestasi ini juga menjadikan Surabaya memperoleh hasil audit terbaik di seluruh Indonesia.

Tung Desem pun tertarik untuk berpindah profesi dari seorang pekerja kantoran menjadi seorang pembicara ,motivator terheboh, dan pelatih sukses.

Tung yang hobi membaca dan selalu ingin belajar, memutuskan untuk mengikuti seminar motivator dunia favoritnya, Anthony Robbin.


“Saya jual apa yang saya punya agar saya bisa sampai ke sana. Waktu itu tiket seminarnya 10 ribu dolar AS, untuk seminar selama 8 hari. Saya akhirnya berangkat dan menghabiskan biaya Rp 158 juta” katanya.



Tapi pengorbanannya tak sia-sia. seminar Anthony Robbin tersebut, telah merubah Tung menjadi sosok motivator yang mumpuni. Ilmu yang diraihnya tidak hanya ditularkan kepada lebih dari 500 ribu audien peserta seminar, Tung juga mempraktikkan jurus-jurusnya untuk kesuksesan dirinya sendiri. Tahun 2010 lalu, omzet yang dihasilkan dari perusahaan-perusahaannya mencapai 48 juta dolar AS.



“Saya sekarang sudah memiliki 36 properti, mulai dari rumah, mal, kondotel, apartemen. Saya punya toko buku Toga Mas di beberapa kota. Saya juga bermain saham, berkebun pohon jati, meluncurkan Edugame Boby Bola, buku-buku dan sebagainya. Saya mendapatkan semua itu hanya dalam jangka waktu 10 tahun. Saya bisa seperti ini, Anda pun bisa” ujarnya. 


Kata-kata Tung Desem Waringin yang Inspiratif :


“Nasib baik adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan.”
“Life will never be the same again.”
“Tidak ada kata gagal, yang ada hanya sukses atau belajar.”
“Setiap badai pasti berlalu dan saya akan tumbuh semakin kuat.”
“Saya mau mencurahkan waktu, uang, tenaga, pikiran, untuk terus belajar dan berjuang sampai saya mencapai impian saya.”

Kisah Sukses Motivator Bong Chandra "Dari Minder, Bangkrut Menjadi Motivator Sukses"



BONG CHANDRA
"Dari Minder, Bangkrut, Menjadi Motivator Sukses"


Pendahuluan


Bong Chandra adalah putra ke dua dari pasangan Aditya dan Bong Su Ngo, dilahirkan di Jakarta 25 Oktober 1987. Bong Chandra memiliki dua saudara yaitu Bong Bertha dan Bong Megaria.  Sejak lahir Bong menderita penyakit Paru-paru, ia sering sekali kejang pada waktu kecil, hal inilah menyebabkan ia menjadi seorang anak yang minder dan tidak mempunyai banyak teman, tubuhnya yang kecil, dan mempunyai penyakit  asma yang dideritanya semakin membuatnya merasa kecil. 

Ia tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun. Namun, sekarang sudah berubah, Bong yang dulunya anak yang pendiam dan kuper, berubah menjadi seorang pebisnis, pembicara, dan juga motivator populer asal Indonesia, bahkan pada tahun 2010 ia mendapatkan gelar Motivator Termuda Nomor 1 se-Asia” yakni pada usia 23 tahun.

Perjalanan


     Kesuksesannya sekarang tidak ia raih dengan mudah, Bong harus menempa dirinya dengan kerja keras. Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong memilih berjibaku membangun bisnis daripada bersenang-senang.

Kerja kerasnya dimulai sejak krisis moneter tahun 1998. Bisnis ayahnya hancur, pabrik kuenya gulung tikar, rumah sampai nyaris dijual.  Sejak itulah, dari kelas 6 SD sampai kelas 2 SMA, Bong hidup sangat-sangat kekurangan. Makan seadanya, hutang sana hutang sini, telefon dan listrik sering putus, bahkan sampai mengumpulkan recehan recehan uang, karena bagi keluarga mereka, uang receh tersebut sangat berarti untuk keperluan sehari-hari.

Keadaan yang begitu sulit justru membentuk Bong Chandra menjadi seorang anak muda yang lebih tangguh dibandingkan dengan anak seusianya. Di usia 18 tahun, Bong Chandra mulai merintis bisnis bersama teman - temannya. Dalam merintis bisnisnya saat itu, Bong Chandra banyak mendapatkan hinaan dan comooh dari orang disekitarnya. Dengan sebuah motor butut, ia terus merintis bisnisnya siang dan malam. Pergi keluar kota sendirian, kos di tempat yang sangat sederhana dengan jatah makan siang hanya Rp 1.200. Kehujanan dan kepanasan adalah hal yang biasa dialami oleh Bong Chandra.


Penolakan - penolakan yang dihadapi oleh Bong Chandra membuatnya bertumbuh menjadi seorang yang lebih kuat. Orang yang meremehkan dan menolaknya dulu sebenarnya telah melemparkan kayu ke dalam bara api yang menyala. Alih - alih down, Bong Chandra justru merasa tertantang untuk membuktikan kepada mereka yang meragukannya. Kini Bong Chandra telah berhasil membuktikan prestasi yang luar biasa kepada orang - orang yang dulu telah meragukannya.



Bong sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong. “Seumuran kita harusnya bersenang-senang.” Ujar Bong menirukan rekannya. Tapi ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai menasihati temannya yang patah semangat.


Ia semakin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang. Bersama 5 orang rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi. Sasarannya orang-orang dekat. “Saya diminta beberapa rekan satu jemaat gereja,” ujarnya. Bong awalnya memotivasi para karyawan pemasaran. Selama dua tahun pertama, ia hanya memungut biaya operasional. “Ini investasi saya,” katanya. Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari uang. “Saya memperluas pertemanan,” katanya.

Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya.

Meraih Kesuksesan

"See You At The Top !"


   Saat ini Bong Chandra telah memimpin 3 perusahaan dan membawahi 150 staff karyawan, antara lain; PT. Perintis Triniti Property, PT. Bong Chandra Success System, dan PT. Free Car Wash Indonesia. Bong Chandra juga merupakan seorang Developer yang saat ini sedang membangun Perumahan bernama Ubud Village di Selatan Jakarta seluas 5,1 hektar dengan nilai investasi Rp 180 Milyar. Ia juga berencana akan membangun Super Blok Terbesar di Serpong dan sebuah kota mandiri seluas 80 hektar di Manado.


Bong Chandra juga merupakan pengarang buku Best Seller Unlimited Wealth yang saat ini hampir terjual 100.000 copy. 100% royati dari penjualan buku akan dsumbangkan ke Yayasan Vincentius Jakarta Pusat. 


Ia juga memberikan motivasi ke lebih dari 2 juta orang di TV ONE. Seminarnya selalu dihadiri ribuan orang, terhitung sejak awal 2010, Bong Chandra telah mengadakan 7x Seminar yang masing2 dihadiri 3000 orang. Tahun 2009 Bong Chandra diundang untuk memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar Dunia (versi Fortune 500). Bong Chandra juga telah diundang oleh beberapa perusahaan seperti, Shell, Bank BRI, Bank Mandiri, Panin, Commonwealth, Yamaha, Ciputra Group, PLN, Gramedia, Prudential, Sunlife, CNI, TVS Motor, TVI, Real Estate Indonesia, dan masih banyak lagi.


Penutup

Meski dia sudah sukses menjadi motivator, dengan berbicara di hadapan 15 ribu orang per tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha, hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup. “Saya tidak mudah akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya sebagai orang yang lambat bertindak. “Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”


Semua pencapaian di atas dimulai dari NOL bahkan hutang. ini membuktikan bahwa yang terpenting bukan siapa Anda sekarang, tetapi ingin seperti apa Anda besok.



Referensi


http://ruangbiografi.blogspot.com/2012/09/biografi-bong-chandra.html




Kisah Sukses Pengusaha Eka Tjipta Widjaja "Sukses Hanya Dengan Ijazah SD"

Eka Tjipta Widjaja 
"Sukses Hanya Dengan Ijazah SD"


Perjalanan Hidup

     Eka Tjipta Widjaja, pada tahun 1932,bersama ibunya hijrah dari China ke Indonesia, tepatnya Makassar, ketika usia beliau 9 tahun. Setiba di Makassar, Eka kecil segera membantu ayahnya berjualan di toko yang dimiliki ayah beliau. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar, guna dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian hutang pun terbayar, toko ayahnya maju, dan Eka pun bersekolah. 

    Karena masalah ekonomi, Eka kecil tak mampu melanjutkan sekolahnya, dan hanya  mendapatkan ijazah SD. Eka kecil pun mulai berjualan, berlandaskan pengalamannya dalam berjualan, beliau memulai usahanya dari berjualan biskuit, kembang gula, barang bekas sisa peledakan pelabuhan semen, pemborong rumah, bisnis minyak kelapa, grosir makanan, kopra, dll. Tetapi itu semua tidak semudah, dan semulus kenyataannya, penuh lika liku dan tantangan, serta banyak masalah yang beliau hadapi. 

   Sampai akhirnya pada usia senja beliau mendirikan PT Tjiwi Kimia yang bergerak di bidang bahan kimia, yang kemudian berkembang menjadi pabrik kertas, mendirikan PT Smart perkebunan kelapa sawit. Pada usia 59 tahun, memiliki BII, saat ini Sinarmas Group mengoperasikan Bank Sinarmas. dan pada usia 61 tahun, beliau membeli perusahaan kertas PT Indah Kiat Pulp&Paper di Tangerang, setelah 10 tahun beliau membeli perusahaan tersebut produksi Indah Kiat yang semula 50.000 ton per tahun menjadi 700.000 ton per tahun.

Perjalanan

      Pada usia 15 tahun, beliau mencoba berjualan kembang gula dan biskuit. Beliau memulai usahanya dengan tanpa modal, beliau mengambil barang dagangan terlebih dahulu, dan membayarnya bila barang dagangan tersebut laku. Akan tetapi pada awalnya beliau ditolak oleh pemilik toko grosir. Dalam keadaan seperti ini, beliau tidak patah arang, di dalam pikiran beliau, hanya ada satu keinginan untuk survive demi merubah nasib keluarganya. Akhirnya dengan bermodal ijazah SD beliau sebagai jaminan, beliau dapat dipercaya oleh orang/pemilik toko grosir untuk menjualkan barang dagangannya.

Memang beliau itu ulet dan pekerja keras, beliau dengan semangat berjualan dengan sepedanya menjual barang dagangannya ke toko-toko di wilayah Makassar. Tidak heran, hanya dalam 2 bulan, beliau sudah mengail laba Rp 20, (harga beras masih 3-4 sen per kilogram), dan sudah dapat untuk membeli becak untuk mengangkut barang-barang dagangannya tersebut.
       
Namun usaha tersebut hancur total, karena ulah Jepang yang menyerbu Indonesia, termasuk Makassar, tak ada barang lagi yang bisa dijual. Total keuntungan Rp 2000 yang beliau kumpulkan susah payah selama bertahun-tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari.

      Dalam keterpurukan, beliau tidak mudah menyerah, dan tidak mudah putus asa. beliau terus berusaha keras agar tujuannya untuk memperbaiki kehidupannya bisa terwujud nyata. Eka pun mengayuh sepedanya mengelilingi Makassar, sambil berpikir untuk mencari ide bisnis baru. Sampailah beliau di Paotere,  di situlah beliau melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Tetapi bukan tentara Jepang dan Belanda yang menarik Eka, melainkan bongkahan semen, besi-besi bekas dan barang lain-lainnya. Otak bisnis Eka segera berputar. 

     Eka pun bergegas pulang dan mengadakan persiapan untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Beliau merencanakan menjual makanan dan minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja itu. Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Beliau membawa serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang untuk membuat air panas, cangkir, sendok dan sebagainya. Semula alat itu beliau pinjam dari ibunya. Enam ekor ayam ayahnya ikut beliau pinjam. Ayam itu dipotong dan dibikin ayam putih gosok garam. Beliau juga pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu botol anggur dari teman-temannya.
Jam tujuh pagi beliau sudah siap jualan. 
     Benar saja, pukul tujuh, 30 orang Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Tapi sampai pukul sembilan pagi, tidak ada pengunjung. Eka memutuskan mendekati bos pasukan Jepang. Eka mentraktir si Jepang makan minum di tenda. Setelah mencicipi seperempat ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky gratis, si Jepang bilang joto. Setelah itu, semua anak buahnya dan tawanan diperbolehkan makan minum di tenda Eka. Tentu saja beliau meminta izin untuk mengangkat semua barang yang sudah dibuang. 

     Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-barang itu dan membayar mereka 5 – 10 sen. Semua barang diangkat ke rumah dengan becak. Rumah berikut halaman Eka, dan setengah halaman tetangga penuh terisi segala macam barang. Beliau pun bekerja keras memilih apa yang dapat dipakai dan dijual. Terigu misalnya, yang masih baik dipisahkan. Yang sudah keras ditumbuk kembali dan dirawat sampai dapat dipakai lagi. Beliau pun belajar bagaimana menjahit karung.
     Karena waktu itu keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan barang keperluan sangat kurang. Itu sebabnya semen, terigu, arak Cina dan barang lainnya yang beliau peroleh dari puing-puing itu menjadi sangat berharga. Beliau mulai menjual terigu. Semula terigu, hanya Rp. 50 per karung, lalu beliau menaikkan menjadi Rp. 60, dan akhirnya Rp. 150. Untuk semen, beliau mulai menjual Rp. 20 per karung, kemudian Rp. 40.
Kala itu ada kontraktor hendak membeli semennya, untuk membuat kuburan orang kaya. Tentu Eka menolak, sebab menurut beliau, ngapain jual semen ke kontraktor? Maka Eka pun kemudian menjadi kontraktor pembuat kuburan orang kaya. Beliau membayar tukang, Rp. 15 per hari ditambah 20 persen saham kosong untuk mengadakan kontrak pembuatan enam kuburan mewah. Beliau mulai dengan Rp. 3.500 per kuburan, dan yang terakhir membayar Rp. 6.000. Setelah semen dan besi beton habis, beliau berhenti sebagai kontraktor kuburan.

       Setelah itu, beliau berdagang kopra, dan berlayar berhari-hari ke Selayar (Selatan Sulsel) dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah. Beliau tidak mengeluh karena transportasi yang sulit saat itu.
     Eka pun mereguk laba besar, tetapi mendadak beliau nyaris bangkrut karena Jepang mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai Mitsubishi yang memberi Rp. 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga per kaleng Rp. 6. Eka rugi besar.
     Beliau pun mencari peluang lain. Berdagang gula, lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen, kembang gula. Tapi ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, beliau rugi besar, modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip, dua sedan serta menjual perhiasan keluarga termasuk cincin kawin untuk menutup utang dagang.


     Tapi Eka berusaha lagi. Dari usaha leveransir dan aneka kebutuhan lainnya. Usahanya juga masih jatuh bangun. Misalnya, ketika sudah berkibar tahun 1950-an, ada Permesta, dan barang dagangannya, terutama kopra habis dijarah oknum-oknum Permesta. Modal beliau habis lagi. Namun Eka bangkit lagi, dan berdagang lagi.
      Pada masa Orde Baru, usaha beliau berkembang, PT Tjiwi Kimia yang beliau dirikan dapat memproduksi 10.000 ton kertas, tahun 1980-1981 beliau membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau, mesin serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton. Perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton dibelinya pula.
      Tahun 1982, beliau membeli Bank Internasional Indonesia(BII), hingga sekarang BII memiliki 40 cabang dan cabang pembantu, dengan aset Rp 9,2 triliyun. PT. Indah Kiat juga beliau beli. Tidak hanya di bisnis kertas, perbankan dan minyak. Eka juga merambah bisnis real estate. Beliau bangun ITC Mangga Dua, ruko, apartemen lengkap dengan pusat perdagangan. Di Roxy beliau membangun apartemen Green View, di Kuningan ada Ambassador.
    “Saya Sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba Nya yang baik” katanya mengomentari semua suksesnya kini. “Kecuali itu, hematlah,” tambahnya.

    Beliau menyarankan, kalau hendak menjadi pengusaha besar, belajarlah mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp. 100, belanjanya Rp. 90. Dan kalau untung Cuma Rp. 200, jangan coba-coba belanja Rp. 210,” Waahhh, itu cilaka betul,” katanya.


Penutup


Kisah perjuangan Eka Tjipta Widjaja dalam meraih kesuksesan berbisnis, membuka mata kita, bahwa ijazah, tidak menentukan seberapa besar berhasilnya kita dalam meraih kesuksesan. Semangat pantang menyerah, tidak takut gagal, tekad yang kuat, merupakan hal yang penting dalam menghadapi rintangan menuju kesuksesan. Di samping itu, jangan mengeluh dengan keadaan, dan banyak-banyaklah bersyukur.






Referensi